Rabu, 21 September 2016

LAPAK BACA

Bukan hal gampang
Menebarkan budaya baca, melalui lapak-lapak yang digelar terutama ditempat-tempat publik atau fasum sangat tidaklah gampang. Terutama bagi mereka yang tidak memahami aturan tentang pemakaian dan peruntukan lokasi tersebut. Semisalkan di trotoar atau taman-taman kota.

Hal ini masih berlaku ketat tanpa ada kelonggaran, jika saat itu ada lapak baca yang di usir oknum tentara dan yang disini di usir oknum satpol PP. Sunguh dilema, di satu sisi pemerintah dengan menggunakan data Unesco mengatakan minat baca bangsa kita rendah, bahkan berada diurutan 60 dari 61 negara.

Ohhh tuhan betapa konyolnya budaya baca kita, namun, hati kecil saya masih kurang sepakat, dengan itu semua. Karena diluar sana beratus atau mungkin beribu dan berjuta pengembang budaya baca yang rela mengabdikan waktu, pemikiran dan harta benda mereka untuk meningkatkan budaya baca. Tapi disisi tempat yang lain, sebagaian pengembang budaya baca itu di usir, ohhh kebijakan brengsek apakah ini?.

Mungkin dalam lahan pengembangan budaya baca masih belum ada aktifis yang mumpuni, yang siap pasang dada dihadapan para oknum-oknum berseragam dan mengatas namakan tugas. Mereka berjuang, untuk kecerdasan generasi bangsanya. Bukan sekadar untuk ke eksisan semata atau bahan gaya-gayaan, tapi mereka melakukan itu dengan tulus.

Contoh-contoh itu hanya sebagian problem yang saya dengar, sebenarnya masih banyak masalah yang tidak muncul di permukaan. Dan itu tak kala besarnya, mereka berjuang melawan kebijakan yang tidak berpihak.

Ini bukanlah sekadar budaya baca yang menurut sebagian orang tidak terlalu penting. Seharusnya semua pemangku kebijakan bisa melihat dan menyikapi dengan lebih bijak lagi. Mereka para relawan jangan dibenturkan dan dipersulit dengan birokrasi yang jelimetisasi. Berikan mereka akses kemudahan karena itulah yang jadi suplemen bagi mereka.

Selamat berjuang untuk kawan-kawan pengembang budaya baca dimanapun berada, semoga tuhan memudahkan langkah kita semua.



0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 Fauzi Sidoarjo